Si Buah Merah, Buah Jenius dari Papua

Si Buah Merah, Buah Jenius dari Papua


Buah Merah adalah sejenis buah tradisional dari Papua. Oleh masyarakat Wamena, Papua, buah ini disebut kuansu. Nama ilmiahnya Pandanus Conoideus karena tanaman Buah Merah termasuk tanaman keluarga pandan-pandanan dengan pohon menyerupai pandan, namun tinggi tanaman dapat mencapai 16 meter dengan tinggi batang bebas cabang sendiri setinggi 5-8 m yang diperkokoh akar-akar tunjang pada batang sebelah bawah.
Kultivar buah berbentuk lonjong dengan kuncup tertutup daun buah. Buah Merah sendiri panjang buahnya mencapai 55 cm, diameter 10-15 cm, dan bobot 2-3 kg. Warnanya saat matang berwarna merah marun terang, walau sebenarnya ada jenis tanaman ini yang berbuah berwarna coklat dan coklat kekuningan.
Bagi masyarakat di Wamena, Buah Merah disajikan untuk makanan pada pesta adat bakar batu. Namun, banyak pula yang memanfaatkannya sebagai obat. Secara tradisional, Buah Merah dari zaman dahulu secara turun temurun sudah dikonsumsi karena berkhasiat banyak dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti mencegah penyakit mata, cacingan, kulit, dan meningkatkan stamina.
Untuk waktu yang sangat lama orang-orang dari suku Dani yang tinggal di Lembah Baliem, Papua, telah menikmati manfaat dari Papua buah merah, yang biasa hanya tumbuh baik di daerah itu. Pengalaman seumur hidup didukung oleh uji laboratorium baru-baru ini mengungkapkan bahwa Papua buah merah terbukti efektif dalam meningkatkan metabolisme dan mengurangi gejala penyakit umum dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Dengan meneliti kandungan komposisi gizinya, dalam bentuk sari, Buah Merah tersebut banyak mengandung antioksidan (kandungan rata-rata):
Karoten (12.000 ppm)
Betakaroten (700 ppm)
Tokoferol (11.000 ppm)
Di samping beberapa zat lain yang meningkatkan daya tahan tubuh, antara lain: asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, dekanoat, Omega 3 dan Omega 9 yang semuanya merupakan senyawa aktif penangkal terbentuknya radikal bebas dalam tubuh.
Betakaroten berfungsi memperlambat berlangsungnya penumpukan flek pada arteri. Jadi aliran darah ke jantung dan otak berlangsung tanpa sumbatan. Interaksinya dengan protein meningkatkan produksi antibodi. Ini meningkatkan jumlah sel pembunuh alami dan memperbanyak aktivitas sel T Helpers dan limposit. Suatu kutipan studi membuktikan konsumsi betakaroten 30-60 mg/hari selama 2 bulan membuat tubuh dapat memperbanyak sel-sel alami pembasmi penyakit. Bertambahnya sel-sel alami itu menekan kehadiran sel-sel kanker karena ampuh menetralisasikan radikal bebas senyawa karsinogen penyebab kanker.
Ⓒ 2018 PT.JAMU AKAR ALAM
loading...

Popular posts from this blog

✓ Penis Supremasi

✓ 6 cara menanam Cabai sendiri di rumah